Friday, December 1, 2023

JURNAL REFLEKSI SEMINAR PPG (Filosofi Pendidikan Nasional)

 Refleksi Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional PPG Prajabatan

by: Asma Rayfanna Zu'ma,S.Sos.,Gr


Nama Matakuliah

Filosofi Pendidikan Indonesia

“Peran Guru”

Review pengalaman belajar.

Topik Falsafah Ki Hajar Dewantara

Pada mata kuliah ini saya mempelajari banyak hal, khususnya peran guru dalam pendidikan. Dimana guru bukan sekedar mengajar dengan memberikan pengetahuan baru, dan membuat siswa menjadi pintar. Namun guru memiliki beberapa peran sebagaimana yang di sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yakni “Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Ing ngarsa sung tuladha artinya di depan sebagai teladan, maksudnya yaitu seorang guru hendaknya memiliki pribadi yang baik karena setiap perilaku yang di lakukan oleh guru akan di rekam oleh siswa dan akan di contoh oleh siswa. Oleh sebab itu, sebelum seorang guru meminta dan mengajarkan kedisiplinan maka terlebih dahulu guru tersebut menerapkan kedisiplinannya. Begitupun baaimana berpakaian, berucap, dan perilaku lainnya. Ing madya mangun karsa yaitu di tengah sebagai pemberi ide, maksudnya yakni seorang guru dapat menjadi rujukan siswanya, memberikan alternatif solusi bagi siswanya, dan pengetahuan serta pengalaman baru bagi siswanya. Tut wuri handayani yaitu di belakang sebagai pendorong atau pemberi semangat, artinya guru mampu mengarahkan dan memberikan motivasi agar siswanya memiliki semangat belajar yang tinggi. Dalam memberikan pendidikan guru perlu memperhatikan beberapa hal di antaranya kodrat zaman dan kodrat alam siswa. Kodrat zaman artinya guru harus bisa mengikuti perkembangan teknologi digital, dengan memanfaatkan teknologi yang tengah berkembang, dan juga sosio kultural yang ada di lingkungan sekolah atau tempat tinggal siswa.

Kedua, berkaitan dengan cara memandang siswa. Dimana siswa memiliki keunikan masing-masing, sehingga guru harus bisa memahami perbedaan di antara semua siswanya, tanpa membanding-bandingkan satu sama lain. Setiap individu di ciptakan dengan kelebihannya masing-masing, maka guru harus bisa membantu siswanya dalam menemukan dan memunculkan serta mengembangkan kelebihan yang di miliki.  Peserta didik memiliki karakteristik masing-masing. Karakteristik tersebut dapat di lihat melalui perilaku peserta didik. Peran guru Bk yakni memberikan penguatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan aturan dan adat istiadat yang berlaku. Dan memberikan modifikasi perilaku jika terdapat peserta didik yang memiliki perilaku menyimpang.

Ketiga, Pendidikan di laksanakan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia.  Pancasila merupakan dasar NKRI, dan pancasila dibuat sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan Pancasila sebagai Fondasi pendidikan, di harapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki nilai-nilai luhur pancasila, termasuk 6 dimensi dalam profil pelajar Pancasila, diantaranya Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, Bergotong royong, Bernalar kritis, Kreatif, dan Mandiri. Untuk layanan bimbingan konseling di berikan sesuai dengan kebutuhan dan permaslaahan peserta didik melalui asesmen terlebih dahulu. Sehingga layanan yang di berikan tepat sasaran, dan sesuai dengan kurikulum merdeka yang saat ini tengah di gaungkan oleh kementrian pendidikan serta kurikulum yang di gunakan oleh sekolah.

Refleksi pengalaman belajar yang dipilih

Profil peran guru yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor

Dalam mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia terdapat 5 topik, sebagaimana di ringkas pada review mata kuliah di atas. 5 topik tersebut diantaranya; 1) Perjalanan pendidikan nasional, 2) Dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, 3) Identitas manusia Indonesia, 4) Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia, 5) Telaah praktik baik pendidikan Indonesia. Semua topik dalam mata kuliah tersebut sangat penting karena saling berkesinambungan.

Dimana topik-topik tersebut mengajarkan mengenai perjuangan pendidikan yang di lakukan oleh pahlawan-pahlawan pendidikan Indonesia, sehingga sepatutnya seorang guru meneruskan perjuangan tersebut dengan menajalankan tugas sebagai guru dengan penuh tanggung jawab.

Selain itu, mengajarkan bagaimana peran guru di sekolah, bagaimana memandang setiap siswa yang tentunya di sekolah akan berhadapan dengan banyak siswa dan juga rekan guru atau bahkan wali siswa. Melihat Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan tentunya memiliki suku, Bahasa dan adat yang tentunya beragam, sehingga bagaimana guru menghadapi individu yang memiliki perbedaan-perbedaan tersebut.

Selanjutnya, mengajarkan tentang tujuan dari pendidikan di Indonesia dengan melihat aturan pendidikan Indonesia serta kurikulum pendidikan Indonesia saat ini. Sehingga sebagai calon guru yang professional mampu merencanakan bagaimana proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, khususnya dalam layanan bimbingan konseling.

Mempelajari topik-topik di dalam mata kuliah tersebut tentunya saya menggunakan beberapa strategi di antaranya melalui membaca baik membaca materi yang tertera di Learning Management System (LMS) maupun searching di internet dan youtube, diskusi dengan kelompok atau bahkan diskusi dengan teman satu kelas, serta membuat proyek kelompok.

  Strategi yang saya gunakan untuk mempelajari topik-topik tersebut selain penting bagi saya juga bagi siswa saya nantinya. Karena saya telah merasakan sendiri bagaimana efektifitas belajar menggunakan strategi-strategi tersebut. Sehingga saya bisa sharing kepada mereka baberapa alternatif belajar yang efektif.

Awal saya membaca nama mata kuliah ini, saya penasaran tentang isi dan materi dari mata kuliah tersebut. Seiring berjalannya waktu saya merasa bahwa mata kuliah ini sangat penting, dan saya merasa senang. Dengan mempelajari materi tersebut saya dapat mengintropeksi diri saya sendiri tentang apa yang belum ada dalam diri saya sebagai calon guru professional dan apa yang harus saya benahi dari diri saya.

Analisis artefak pembelajaran

Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara : https://youtu.be/LZUiaG_SBO0

Pengalaman belajar saya terkait topik ini, saya memahami lebih jauh bagaimana peran guru di sekolah, khususnya sebagai guru bimbingan konseling. Dimana guru BK berperan untuk membantu siswa memahami dirinya sendiri, termasuk pada bagaimana cara belajar yang baik, bagaimana berperilaku sosial dan menjadi pribadi yang baik, serta merencanakan karir setelah lulus dari sekolah, juga membantu peserta didik mencapai 6 dimensi profil pelajar Pancasila. Di samping itu, bagaimana guru BK mampu memberikan kesan positif terhadap siswa, sehingga layanan BK menjadi sesuatu yang menarik dan di tunggu-tunggu oleh siswa.

Artefak yang saya cantumkan di atas menggunakan media audio visual, di samping saya memperoleh pemahaman mengenai dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya juga ingin orang lain belajar hal yang sama. Sehingga saya buat media tersebut dan di unggah di laman youtube untuk memudahkan orang lain/audience mengaksesnya. Hal ini tidak lain bertujuan untuk kebermanfaatan. Karena sejatinya seorang guru memberi tanpa berharap kembali.

Pembelajaran bermakna (good practices)

Guru pembelajar sepanjang hayat

 

 

 

 

 

Inovasi belajar yang dapat di lakukan

Membentuk karakter disiplin dari kebiasaan

Pendidikan akan terus berkembang secara dinamis, sehingga sebagai seorang guru tentunya juga harus terus berkembang, mengasah skill dan mengembangkan pengetahuan melalui berbagai workshop, webinar/seminar, pelatihan, forum diskusi dan sebagainya. Artinya menjadi seorang guru merupakan pembelajar sepanjang hayat. Memperbaiki makna guru bagi diri sendiri, bahwa guru adalah profesi yang mulia, dimana hal yang paling utama sebagai seorang guru adalah mengantarkan siswa-siswinya menjadi individu yang siap terjun di masyarakat, artinya mereka memiliki kecakapan-kecakapan yang di butuhkan di masyarakat dan kehidupannya setelah lulus dari sekolah. 

Beberapa contoh yang bisa di terapkan yakni dengan memulai kegiatan belajar atau layanan BK dengan mengecek kerapian pakaian siswa sebelum memulai belajar di kelas, mengecek kebersihan kelas, memberikan kesempatan pada siswa untuk berargumen atau bertanya, memberikan apresiasi kepada siswa yang berani berargumen atau bertanya. Hal tersebut mungkin terlihat sepele, namun jika di lakukan berulang maka akan di anggap penting, sehingga secara tidak langsung akan menjadi kebiasaan yang di lakukan tanpa di suruh atau di minta oleh guru maupun orang lain.

 

 

No comments:

Post a Comment

ANGKET GAYA BELAJAR

  Lampiran III ANGKET GAYA BELAJAR NAMA            :                                                                        ASAL SEKOLAH...